Khadijah RA, nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW yang menikah dengan jarak umur yang terlampau jauh yakni 15 tahun. Lahir dan besar dari suku Quraisy. Khadijah dikenal sebagai wanita yang memiliki kedudukan tinggi dari kekayaannya yang luas dan perdagangan yang ia miliki. Khadijah bahkan digambarkan mencapai 2/3 kekayaan penduduk Kota Makkah.
Rasulullah pada kala itu berumur 25 tahun yang merupakan mitra kerja Khadijah saat berdagang. Dan dari sinilah kisah cinta bermula. Sekilas, gambaran fisik Nabi Muhammad menandakan pemuda yang gagah dan tampan. Kesempurnaan paras dan akhlak yang dimiliki Nabi Muhammad SAW Tentu menjadi daya tarik bagi para wanita untuk lebih dekat dengan beliau termasuk Khadijah.
Tidak hanya fisik, Khadijah jatuh cinta kepada sosok Nabi Muhammad SAW yang baik, jujur, dan patut ditauladani sehingga membuat Khadijah tertarik padanya, seperti sifat-sifat yang tersemat pada Nabi Muhammad SAW yakni Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh.
Sepenggal Kisah Cinta Rasulullah dan Khadijah
Pada suatu hari, Nabi Muhammad I'tikaf di Gua Hira. Khadijah sebagai istri dengan sigap mempersiapkan bekal dan perlengkapan yang dibutuhkan Nabi Muhammad SAW nanti. Hingga berangkatlah Nabi membawa perbekalan yang telah disiapkan oleh Khadijah. Namun, tiba-tiba Rasulullah kembali pulang dengan perasaan takut dengan panik, Nabi berkata "Selimutilah aku!" dan Khadijah pun menyambutnya dengan keadaan yang bingung tetapi karena kedewasaan yang
Ia miliki beliau tetap bisa mengontrol perasaannya sehingga tetap terlihat tenang dan menenangkan.
Sayyidah Khadijah terus memberikan kata-kata yang dapat menenangkan Nabi ketika itu, hingga rasa takut dan panik yang Rasulullah SAW rasakan memudar bahkan hilang begitu saja.
Khadijah berkata: 'Jangan begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak bakal mengecewakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau suka memikul beban orang lain, engkau suka memenuhi kebutuhan orang tak punya, engkau suka memuliakan tamu, dan engkau senantiasa membela kebenaran.' dan seketika itulah perasaan Rasulullah menjadi jauh lebih baik. Khadijah mampu memberi ketenangan kedalam hati Rasulullah.
Kisah selanjutnya yakni ketika Rasulullah pulang dari dakwahnya dan disambut oleh istrinya, Khadijah. Pada saat itu, kekayaan mereka telah habis untuk berjuang pada jalan Allah dan ketika itu umur Fatimah yang masih bayi. Seringkali tidak punya makanan, bahkan ketika menyusui Fatimah, yang keluar dari Khadijah bukanlah ASI melainkan darah.
Rasulullah beristirahat di pangkuan Khadijah. Khadijah kala itu membelai lembut wajah Rasulullah seraya tak kuasa menahan air mata hingga terjatuh di pipi Rasulullah yang membuat Nabi terjaga. Lantas Nabi bertanya kepada Khadijah "Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?" tanya Rasulullah dengan lembut.
Komentar
Posting Komentar