Langsung ke konten utama

H-38 : JIWA YANG TIDAK PERNAH HILANG

 


Khadijah RA, nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW yang menikah dengan jarak umur yang terlampau jauh yakni 15 tahun. Lahir dan besar dari suku Quraisy. Khadijah dikenal sebagai wanita yang memiliki kedudukan tinggi dari kekayaannya yang luas dan perdagangan yang ia miliki. Khadijah bahkan digambarkan mencapai 2/3 kekayaan penduduk Kota Makkah. 

Rasulullah pada kala itu berumur 25 tahun yang merupakan mitra kerja Khadijah saat berdagang. Dan dari sinilah kisah cinta bermula. Sekilas, gambaran fisik Nabi Muhammad menandakan pemuda yang gagah dan tampan. Kesempurnaan paras dan akhlak yang dimiliki Nabi Muhammad SAW Tentu menjadi daya tarik bagi para wanita untuk lebih dekat dengan beliau termasuk Khadijah. 


Tidak hanya fisik, Khadijah jatuh cinta kepada sosok Nabi Muhammad SAW yang baik, jujur, dan patut ditauladani sehingga membuat Khadijah tertarik padanya, seperti sifat-sifat yang tersemat pada Nabi Muhammad SAW yakni Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh.

Sepenggal Kisah Cinta Rasulullah dan Khadijah


Pada suatu hari, Nabi Muhammad I'tikaf di Gua Hira. Khadijah sebagai istri dengan sigap mempersiapkan bekal dan perlengkapan yang dibutuhkan Nabi Muhammad SAW nanti. Hingga berangkatlah Nabi membawa perbekalan yang telah disiapkan oleh Khadijah. Namun, tiba-tiba Rasulullah kembali pulang dengan perasaan takut dengan panik, Nabi berkata "Selimutilah aku!" dan Khadijah pun menyambutnya dengan keadaan yang bingung tetapi karena kedewasaan yang

Ia miliki beliau tetap bisa mengontrol perasaannya sehingga tetap terlihat tenang dan menenangkan.



Sayyidah Khadijah terus memberikan kata-kata yang dapat menenangkan Nabi ketika itu, hingga rasa takut dan panik yang Rasulullah SAW rasakan memudar bahkan hilang begitu saja. 

Khadijah berkata: 'Jangan begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak bakal mengecewakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau suka memikul beban orang lain, engkau suka memenuhi kebutuhan orang tak punya, engkau suka memuliakan tamu, dan engkau senantiasa membela kebenaran.' dan seketika itulah perasaan Rasulullah menjadi jauh lebih baik. Khadijah mampu memberi ketenangan kedalam hati Rasulullah.

Kisah selanjutnya yakni ketika Rasulullah pulang dari dakwahnya dan disambut oleh istrinya, Khadijah. Pada saat itu, kekayaan mereka telah habis untuk berjuang pada jalan Allah dan ketika itu umur Fatimah yang masih bayi. Seringkali tidak punya makanan, bahkan ketika menyusui Fatimah, yang keluar dari Khadijah bukanlah ASI melainkan darah.

Rasulullah beristirahat di pangkuan Khadijah. Khadijah kala itu membelai lembut wajah Rasulullah seraya tak kuasa menahan air mata hingga terjatuh di pipi Rasulullah yang membuat Nabi terjaga. Lantas Nabi bertanya kepada Khadijah "Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?" tanya Rasulullah dengan lembut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

H-8 : PERNIKAHAN

Menikah merupakan salah satu anjuran Rasulullah SAW bagi umat Muslim, sebagai bentuk penyempurna agama. Menikah bertujuan untuk membina suatu rumah tangga yang tentram (sakinah), penuh cinta (mawaddah), serta penuh rahmat (warahmah). . Perintah menikah sendiri diatur langsung oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum Ayat 21. Namun, ada beberapa persiapan menikah dalam Islam yang wajib dijalani oleh umat Muslim.  . Tiada terlihat lebih indah, bagi dua hati yang saling mencintai, yang semisal nikah. . Tiada terdengar lebih tuah, bagi dua pribadi yang menikah, yang semisal berkah. . Tiada terbaca lebih menjaga, bagi kedua jiwa yang berkah, yang semisal sakinah. . Tiada teraba lebih membara, bagi dua sosok yang sakinah, yang semisal mawaddah. . Tiada terasa lebih surga, bagi dua sosok yang mawaddah, yang semisal rahmah. . Maka, di lapis-lapis keberkahan, rumah tangga surgawi itu menumbuhkan putra-putri berbakti yang mengenal Rabbnya, mentauhidkan Illahnya, memesrai kebersamaan de

MEREKA YANG PERGI JAUH TAMPA RENCANA, AKAN BANYAK MEMBAWA BEKAL TIADA BERGUNA

  Awalnya saya sempat ragu ingin pergi jauh dari rumah, saya adalah seorang anak laki-laki yang bisa dibilang sangat manja, apapun yang saya inginkan bisa saya dapatkan dengan mudah. Karena memang saya berasal dari keluarga yang mampu. Saya tidak pernah sekalipun memikirkan ini dan itu mendapatkan dengan susah, semua saya daptkan dengan mudah, ingin barang ini tinggal beli, ingin makan itu tinggal minta, ya sangat mudah. Tidak pernah sekalipun saya berpikir darimana uangnya akan didapatkan yang penting keinginan saya akan sesuatu itu selalu tercapai. Ya mungkin ini juga suatu pelampiasan bagi orang tua saya kepada dirinya dan juga anak-anaknya, dulu mereka hidup dengan perjuangan dan kerja keras, mereka berdua tidak ingin anaknya menjadi seperti mereka. Kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan terutama adik kami yang paling bungsu. Bahkan untuk kuliah pun kami masih selalu tergantung kepada kedua orang tua. Dampaknya ya seperti sekarang ini, kami menjadi sangat manja. Kam

GAGAL MENJADI LAKI-LAKI DAN MENJADI ANAK LAKI-LAKI

Menjadi laki-laki itu tidak mudah, Apalagi dia adalah anak laki-laki satu-satunya, besar harapan dari orangtuanya dan keluarganya agar dia menjadi sukses dan membanggakan orang tuanya. Saya pribadi sejauh ini merasa sangat tidak berguna menjadi anak laki-laki, sampai usia sekarang pun saya masih menjadi beban orang tua, saya masih menganggur, belum punya tabungan, bahkan saya sekarang malah menjadi beban orang lain dan keluarga lain. Saya bingung mau berbuat apa, ilmu saya sangat minim, saya sangat malu dengan saya yang sekarang. Bahkan saya sulit menerima keberadaan orang lain yang lebih hebat dari saya. Ataukah saya yang tidak mampu menerima diri sendiri?  Saya mencoba pergi jauh agar bisa mendapatkan ketenangan, tapi malah kebingungan yang saya dapatkan. Sampai sekarang saya hanya akan terus memperbaiki diri. Sedikit demi sedikit..