DALAM DEMOKRASI, CALON PEMIMPIN YANG HARUSNYA LAYAK DIPILIH MALAH TIDAK TERPILIH.
Pemimpin dalam Islam harus memiliki karakter khusus karena dia nantinya akan memiliki tanggung jawab besar bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Dalam era kejayaan Islam contohnya, setiap pemimpin seperti Abu Bakar Asshidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib hingga para penerusnya memiliki kesamaan, mereka semua adalah orang yang taat kepada Allah SWT, menjadikan Al-Qur'an dan As-sunah sebagai pedoman dalam menjalankan kepemimpinannya.
Jika hari ini banyak calon pemimpin yang dianggap layak oleh masyarakat tetapi tidak terpilih, tentu saja ada sesuatu yang salah, apakah karena pemilihnya yang tidak layak dipimpin atau karena sistem pemerintahan nya yang membuat hal ini terus terjadi.
Seperti mata rantai yang tak terputus, umat hari ini selalu mengulang kesalahan yang sama dalam memilih pemimpin karena sebenarnya tidak semua orang layak untuk memilih pemimpin dan tidak semua orang bisa menjadi pemimpin suatu negeri.
Di dalam sistem demokrasi selalu menemukan jalan buntu, yang katanya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat ternyata hanya untuk sebagian golongan. Pemimpin yang katanya layak malah dijegal sana sini, entah karena kontrak politik atau karena keputusan partai yang terlibat di pemerintahan. Jadi untuk siapa masyarakat memilih pemimpin? Untuk mereka atau untuk segolongan orang saja?
Maka saatnya umat harus sadar, tidak ada solusi pada sistem kufur ini, karena ujung jalannya pasti sama, oposisi menjadi koalisi, koalisi menjadi oposisi, bukan oposisi bukan koalisi tapi kolaborasi Ujung-ujungnya selalu kembali ke tempat yang sama dan mendzolimi rakyat.
Saatnya umat sadar, solusi terbaik adalah ideologi Islam, Islam bukan hanya berbicara tentang agama tapi Islam berbicara tentang adab dan peradaban.
Komentar
Posting Komentar