Langsung ke konten utama

H-45 : PERBAIKI NIAT SETIAP SAAT

 


Niat merupakan perkara yang amat penting dalam memulai segala aktifitas apapun bentuk aktifitas itu. Sesuatu akan bernilai ibadah jika dilandasi dengan yang baik. Namun jika salah niat akan berdampak pada sia- sianya perbuatan yang di lakukan. Menurut Imam Baidhawi, niat adalah ibarat sebuah gejolak hati yang sesuai dengan tujuan, baik dalam rangka ingin mencapai suatu manfaat atau menghindari suatu madharat pada masa skarang atau yang akan datang. Adapun menurut syara’ niat bisa di artikan sebagai sebuah keinginan untuk melakukan sesuatu dan mendapat ridha Allah swt.

Dari pengertian di atas, dapat diambil contoh, saat seseorang melangkah pergi ke masjid untuk shalat dan memang dalam hatinya ingin melakukan shalat, maka pada saat itulah orang tersebut bisa di katakan sudah berniat sholatdan akan bernilai ibadah karena niatnya benar.

Niat sesungguhnya adalah pekerjaan hati, bukan pekerjaan lisan. Karenanya, yang tahu persis niat seseorang hanyalah dirinya sendiri dan Allah. Niat tidak bisa di ukur dari ucapan lisan. Ucapan dalam bentuk kata- kata hanyalah sekedar sebagai ikrar, tidak lebih dari itu. Begitu pula niat tidak bisa diukur dari bentuk formalitas sesuatu pekerjaan Dalam perspeketif ilmu fikih, niat sangat berpengaruh dalam menentukan amal perbuatan. Pengaruh niat terhadap status amal perbuatan setidaknya terlihat pada beberapa hal berikut:

Niat menjadi syarat mutlak ibadah
Firman Allah swt dalam surat al Bayyinah ayat 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Dan mereka tidak di perintah melainkan agar beribadah agar beribadah kepad Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya”
Kemudian dalam surat az- Zumar ayat 2:
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
“Maka beribadalah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan”
Berdasarkan pada kedua ayat tersebut, jumhur ulama menetapkan bahwa setiap amal ibadah harus didasari dengan niat ikhlas hanya untuk mencari keridhaan Allah swt. Ibadah tidak akan di terima Allah jika tidak di landasi dengan ikhlas tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

H-8 : PERNIKAHAN

Menikah merupakan salah satu anjuran Rasulullah SAW bagi umat Muslim, sebagai bentuk penyempurna agama. Menikah bertujuan untuk membina suatu rumah tangga yang tentram (sakinah), penuh cinta (mawaddah), serta penuh rahmat (warahmah). . Perintah menikah sendiri diatur langsung oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum Ayat 21. Namun, ada beberapa persiapan menikah dalam Islam yang wajib dijalani oleh umat Muslim.  . Tiada terlihat lebih indah, bagi dua hati yang saling mencintai, yang semisal nikah. . Tiada terdengar lebih tuah, bagi dua pribadi yang menikah, yang semisal berkah. . Tiada terbaca lebih menjaga, bagi kedua jiwa yang berkah, yang semisal sakinah. . Tiada teraba lebih membara, bagi dua sosok yang sakinah, yang semisal mawaddah. . Tiada terasa lebih surga, bagi dua sosok yang mawaddah, yang semisal rahmah. . Maka, di lapis-lapis keberkahan, rumah tangga surgawi itu menumbuhkan putra-putri berbakti yang mengenal Rabbnya, mentauhidkan Illahnya, memesrai kebersamaan de

MEREKA YANG PERGI JAUH TAMPA RENCANA, AKAN BANYAK MEMBAWA BEKAL TIADA BERGUNA

  Awalnya saya sempat ragu ingin pergi jauh dari rumah, saya adalah seorang anak laki-laki yang bisa dibilang sangat manja, apapun yang saya inginkan bisa saya dapatkan dengan mudah. Karena memang saya berasal dari keluarga yang mampu. Saya tidak pernah sekalipun memikirkan ini dan itu mendapatkan dengan susah, semua saya daptkan dengan mudah, ingin barang ini tinggal beli, ingin makan itu tinggal minta, ya sangat mudah. Tidak pernah sekalipun saya berpikir darimana uangnya akan didapatkan yang penting keinginan saya akan sesuatu itu selalu tercapai. Ya mungkin ini juga suatu pelampiasan bagi orang tua saya kepada dirinya dan juga anak-anaknya, dulu mereka hidup dengan perjuangan dan kerja keras, mereka berdua tidak ingin anaknya menjadi seperti mereka. Kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan terutama adik kami yang paling bungsu. Bahkan untuk kuliah pun kami masih selalu tergantung kepada kedua orang tua. Dampaknya ya seperti sekarang ini, kami menjadi sangat manja. Kam

GAGAL MENJADI LAKI-LAKI DAN MENJADI ANAK LAKI-LAKI

Menjadi laki-laki itu tidak mudah, Apalagi dia adalah anak laki-laki satu-satunya, besar harapan dari orangtuanya dan keluarganya agar dia menjadi sukses dan membanggakan orang tuanya. Saya pribadi sejauh ini merasa sangat tidak berguna menjadi anak laki-laki, sampai usia sekarang pun saya masih menjadi beban orang tua, saya masih menganggur, belum punya tabungan, bahkan saya sekarang malah menjadi beban orang lain dan keluarga lain. Saya bingung mau berbuat apa, ilmu saya sangat minim, saya sangat malu dengan saya yang sekarang. Bahkan saya sulit menerima keberadaan orang lain yang lebih hebat dari saya. Ataukah saya yang tidak mampu menerima diri sendiri?  Saya mencoba pergi jauh agar bisa mendapatkan ketenangan, tapi malah kebingungan yang saya dapatkan. Sampai sekarang saya hanya akan terus memperbaiki diri. Sedikit demi sedikit..