Langsung ke konten utama

PROGRAM DAKWAH TIDAK BOLEH LAGI HANYA SEKEDAR MENGEJAR NILAI AKHIRAT TAPI JUGA NILAI DUNIA.

 


Dalam program dakwah yang dijalankan aktivis dakwah selama ini selalu mengedepankan nilai Zuhud dalam pelaksanaannya, artinya kita selalu diminta berkorban dari segi materi, waktu bahkan tenaga untuk bisa mencapai tujuan dakwah, seakan-akan kita melupakan bahwasanya kita juga harus memikirkan bahwa target dakwah kita bukan memiliki jiwa militansi seperti yang kita punya, pandangan mereka di awal pasti sangat realistis.

Pandangan realistis target dakwah itu condong kepada hal yang bersifat keduniaan, mereka melakukan suatu kebaikan pasti harus segera mendapatkan balasan. 

Contoh, dengan segala upaya para aktivis dakwah membuat program kajian dengan tema islami mengundang seluruh kalangan muslim untuk hadir dan meramaikan dengan harapan nantinya akan ramai karena program yang ditawarkan adalah program kebaikan, tapi kenyataannya berbanding terbalik, yang hadir sangat sedikit.

Penyebabnya tidak lain adalah pada saat sekarang ini masyarakat lebih berpandangan realistis, mereka butuh makan, butuh uang, butuh minum dan keduniaan lainnya, mereka tidak butuh janji pahala kebaikan yang semu.

Maka kedepan program dakwah harus memiliki nilai tambah agar bisa memenuhi hal tersebut, bukan karena ingin mendapatkan dunia, tapi lebih kepada hal strategis apa yang harus diambil untuk menyelesaikan problematika ummat hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

H-8 : PERNIKAHAN

Menikah merupakan salah satu anjuran Rasulullah SAW bagi umat Muslim, sebagai bentuk penyempurna agama. Menikah bertujuan untuk membina suatu rumah tangga yang tentram (sakinah), penuh cinta (mawaddah), serta penuh rahmat (warahmah). . Perintah menikah sendiri diatur langsung oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum Ayat 21. Namun, ada beberapa persiapan menikah dalam Islam yang wajib dijalani oleh umat Muslim.  . Tiada terlihat lebih indah, bagi dua hati yang saling mencintai, yang semisal nikah. . Tiada terdengar lebih tuah, bagi dua pribadi yang menikah, yang semisal berkah. . Tiada terbaca lebih menjaga, bagi kedua jiwa yang berkah, yang semisal sakinah. . Tiada teraba lebih membara, bagi dua sosok yang sakinah, yang semisal mawaddah. . Tiada terasa lebih surga, bagi dua sosok yang mawaddah, yang semisal rahmah. . Maka, di lapis-lapis keberkahan, rumah tangga surgawi itu menumbuhkan putra-putri berbakti yang mengenal Rabbnya, mentauhidkan Illahnya, memesrai kebersamaan de

MEREKA YANG PERGI JAUH TAMPA RENCANA, AKAN BANYAK MEMBAWA BEKAL TIADA BERGUNA

  Awalnya saya sempat ragu ingin pergi jauh dari rumah, saya adalah seorang anak laki-laki yang bisa dibilang sangat manja, apapun yang saya inginkan bisa saya dapatkan dengan mudah. Karena memang saya berasal dari keluarga yang mampu. Saya tidak pernah sekalipun memikirkan ini dan itu mendapatkan dengan susah, semua saya daptkan dengan mudah, ingin barang ini tinggal beli, ingin makan itu tinggal minta, ya sangat mudah. Tidak pernah sekalipun saya berpikir darimana uangnya akan didapatkan yang penting keinginan saya akan sesuatu itu selalu tercapai. Ya mungkin ini juga suatu pelampiasan bagi orang tua saya kepada dirinya dan juga anak-anaknya, dulu mereka hidup dengan perjuangan dan kerja keras, mereka berdua tidak ingin anaknya menjadi seperti mereka. Kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan terutama adik kami yang paling bungsu. Bahkan untuk kuliah pun kami masih selalu tergantung kepada kedua orang tua. Dampaknya ya seperti sekarang ini, kami menjadi sangat manja. Kam

GAGAL MENJADI LAKI-LAKI DAN MENJADI ANAK LAKI-LAKI

Menjadi laki-laki itu tidak mudah, Apalagi dia adalah anak laki-laki satu-satunya, besar harapan dari orangtuanya dan keluarganya agar dia menjadi sukses dan membanggakan orang tuanya. Saya pribadi sejauh ini merasa sangat tidak berguna menjadi anak laki-laki, sampai usia sekarang pun saya masih menjadi beban orang tua, saya masih menganggur, belum punya tabungan, bahkan saya sekarang malah menjadi beban orang lain dan keluarga lain. Saya bingung mau berbuat apa, ilmu saya sangat minim, saya sangat malu dengan saya yang sekarang. Bahkan saya sulit menerima keberadaan orang lain yang lebih hebat dari saya. Ataukah saya yang tidak mampu menerima diri sendiri?  Saya mencoba pergi jauh agar bisa mendapatkan ketenangan, tapi malah kebingungan yang saya dapatkan. Sampai sekarang saya hanya akan terus memperbaiki diri. Sedikit demi sedikit..