Langsung ke konten utama

FANATISME TERHADAP APAPUN ITU MENGHANCURKAN

     

    Fanatisme atau sikap berlebihan terhadap suatu hal banyak kita jumpai dimasyarakat, ada dalam bentuk fanatisme terhadap kebendaan, barang, manusia, agama, ideologi dan pemikiran dan lain sebagainya. Fitrah manusia memang pasti memiliki kecintaan terhadap suatu hal, ada yang hanya sedikit, ada yang banyak tergantung daripada pola pembentukannya dan pemikirannya.

    Ada sisi positif dan negatif dari fanatisme, tetapi fanatisme cenderung mengarah kepada hal yang negatif. contohnya fanatisme terhadap suatu seseorang, yang membuat kita terlalu mengidolakan, memuja, bahkan akan memberikan segala yang kita miliki untuknya dan membuat pelaku menjadi lupa akan diri sendiri bahkan menuhankan manusia lain, fanatisme terhadap agama membuat seseorang memiliki sikap intoleran terhadap agama lain dan menganggap semua hal yang bertentangan dengan ajaran agamanya sendiri adalah salah, fanatisme terhadap gerakan dan golongan membuat adanya bentrokan fisik dan pemikiran, fanatisme terhadap nasionalisme membuat orang hanya peduli dengan negaranya sendiri tampa peduli bagaimana negara lain.

    Maka sebagai makhluk sosial, yang pasti seseorang itu akan membutuhkan orang lain. Maka kita harus hindari sikap Fanatisme dalam hal apapun itu. seperti yang diajarkan Rasullulah Sallahu Alaihi Wasalam, Pribadi yang menjadi tauladan bagi kita semua, jika kita menginginkan Fanatisme kita mengarah kepada yang positi maka itu adalah fanatis kecintaan kita kepada-Nya, Membela agama-Nya, Melaksanakan Perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

H-8 : PERNIKAHAN

Menikah merupakan salah satu anjuran Rasulullah SAW bagi umat Muslim, sebagai bentuk penyempurna agama. Menikah bertujuan untuk membina suatu rumah tangga yang tentram (sakinah), penuh cinta (mawaddah), serta penuh rahmat (warahmah). . Perintah menikah sendiri diatur langsung oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum Ayat 21. Namun, ada beberapa persiapan menikah dalam Islam yang wajib dijalani oleh umat Muslim.  . Tiada terlihat lebih indah, bagi dua hati yang saling mencintai, yang semisal nikah. . Tiada terdengar lebih tuah, bagi dua pribadi yang menikah, yang semisal berkah. . Tiada terbaca lebih menjaga, bagi kedua jiwa yang berkah, yang semisal sakinah. . Tiada teraba lebih membara, bagi dua sosok yang sakinah, yang semisal mawaddah. . Tiada terasa lebih surga, bagi dua sosok yang mawaddah, yang semisal rahmah. . Maka, di lapis-lapis keberkahan, rumah tangga surgawi itu menumbuhkan putra-putri berbakti yang mengenal Rabbnya, mentauhidkan Illahnya, memesrai kebersamaan de

MEREKA YANG PERGI JAUH TAMPA RENCANA, AKAN BANYAK MEMBAWA BEKAL TIADA BERGUNA

  Awalnya saya sempat ragu ingin pergi jauh dari rumah, saya adalah seorang anak laki-laki yang bisa dibilang sangat manja, apapun yang saya inginkan bisa saya dapatkan dengan mudah. Karena memang saya berasal dari keluarga yang mampu. Saya tidak pernah sekalipun memikirkan ini dan itu mendapatkan dengan susah, semua saya daptkan dengan mudah, ingin barang ini tinggal beli, ingin makan itu tinggal minta, ya sangat mudah. Tidak pernah sekalipun saya berpikir darimana uangnya akan didapatkan yang penting keinginan saya akan sesuatu itu selalu tercapai. Ya mungkin ini juga suatu pelampiasan bagi orang tua saya kepada dirinya dan juga anak-anaknya, dulu mereka hidup dengan perjuangan dan kerja keras, mereka berdua tidak ingin anaknya menjadi seperti mereka. Kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan terutama adik kami yang paling bungsu. Bahkan untuk kuliah pun kami masih selalu tergantung kepada kedua orang tua. Dampaknya ya seperti sekarang ini, kami menjadi sangat manja. Kam

GAGAL MENJADI LAKI-LAKI DAN MENJADI ANAK LAKI-LAKI

Menjadi laki-laki itu tidak mudah, Apalagi dia adalah anak laki-laki satu-satunya, besar harapan dari orangtuanya dan keluarganya agar dia menjadi sukses dan membanggakan orang tuanya. Saya pribadi sejauh ini merasa sangat tidak berguna menjadi anak laki-laki, sampai usia sekarang pun saya masih menjadi beban orang tua, saya masih menganggur, belum punya tabungan, bahkan saya sekarang malah menjadi beban orang lain dan keluarga lain. Saya bingung mau berbuat apa, ilmu saya sangat minim, saya sangat malu dengan saya yang sekarang. Bahkan saya sulit menerima keberadaan orang lain yang lebih hebat dari saya. Ataukah saya yang tidak mampu menerima diri sendiri?  Saya mencoba pergi jauh agar bisa mendapatkan ketenangan, tapi malah kebingungan yang saya dapatkan. Sampai sekarang saya hanya akan terus memperbaiki diri. Sedikit demi sedikit..